Pencak silat, seni bela diri tradisional Indonesia, telah menjadi kebanggaan bagi banyak orang di seluruh dunia. Kebanggaan ini juga berlaku bagi Wisnu, seorang atlet muda berbakat yang telah lama bermimpi untuk menang bahkan sampai di kejuaraan internasional, termasuk di Australian Pencak Silat Federation. Artikel ini akan mengungkapkan perjuangan Wisnu dalam mencapai tujuannya dan bagaimana ia akhirnya berhasil meraih kemenangan yang luar biasa.
Wisnu Praja Ramadhani adalah seorang remaja biasa pada umumnya, berusia 15 tahun dan telah menggeluti dunia silat sejak tahun 2019. Ia belajar seni pencak silat dari Mas Mubaligh guru silat yang ada dikampungnya. Pada awalnya ia hanya sekedar latihan biasa, namun dari situ Wisnu pun mulai menyukai seni pencak silat dan mulai menemukan bakat terpendamnya yaitu dibidang pencak silat. Tumbuh di lingkungan yang penuh dengan semangat bertarung dan tekad untuk menjadi yang terbaik. Setiap hari, Wisnu menghabiskan waktu berjam-jam untuk melatih keterampilan bela dirinya di sebuah perguruan Pencak Silat terkemuka di kota kelahirannya, Magetan.
Akhirnya ia mulai tekun berlatih hingga saat ini. Kejuaraan pertama yang pernah ia ikuti adalah Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Tingkat SMP se Kabupaten Magetan Tahun 2020 dan saat itu meraih juara 3. Sejak saat itu Wisnu mulai mengikuti berbagai kejuaraan baik tingkat kabupaten, nasional hingga internasional. Ia juga pernah meraih juara 3 KOSN Tingkat Kabupaten Magetan selama 2 kali berturut-turut, Juara 3 UAC Wapres Cup, Juara 3 O2SN tingkat Kabupaten, Juara 1 Lampung Berjaya Open, Juara 2 Universitas Pertahanan Cup, dan lainnya.
Pada suatu hari, Wisnu mendengar tentang Lomba Australian Pencak Silat Federation yang akan diadakan dalam beberapa bulan mendatang. Kompetisi tersebut merupakan kompetisi yang diadakan oleh Australian Pencak Silat Federation yang diselenggarakan secara online dan offline di Australia. Wisnu mengikuti secara virtual dari tempat tinggalnya. Persiapan yang ia lakukan yang pertama adalah latihan dan olah fisik agar dapat maksimal dalam bertanding, selain itu ia juga menyiapkan berbagai ketentuan dalam perlombaan yaitu media video conference dan juga akses internet. Wisnu juga menyiapkan tempat yang tidak ramai agar tidak terganggu. Ia memilih padepokan Persinas Asad Candi Luhur sebagai tempat mengikuti lomba virtual ini karena kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai. Ia juga menyiapkan jaringan internet yang baik. Lomba ini dianggap sebagai salah satu ajang terbesar dalam dunia Pencak Silat di Australia. Wisnu merasa bersemangat dan bertekad untuk mengikuti lomba tersebut dan membuktikan kemampuannya.
Persiapan Wisnu untuk lomba tersebut tidaklah mudah. Ia meningkatkan intensitas latihan, mengasah strategi bertarungnya, dan menjaga kebugaran fisiknya. Wisnu juga mempelajari gerakan-gerakan baru dan berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dalam teknik Pencak Silatnya. Ia menghabiskan malam dan hari untuk melatih dirinya sendiri, mencari saran dari pelatihnya, dan mencari inspirasi dari petarung Pencak Silat terkenal.
Wisnu yang saat ini duduk di kelas X 1 SMAN 1 Karas sangat bersyukur dan tidak menyangka mendapat hasil yang luar biasa, karena dari awal mengikuti kompetisi ini ia tidak terlalu berharap mendapat juara karena melihat pesaingnya dari berbagai negara. Wisnu hanya fokus menampilkan yang terbaik. Dan Alhamdulillah ia pun mendapatkan juara 1.
“Senang sekali mengikuti kejuaraan ini karena menambah pengalaman saya dan juga saya jadi mengenal banyak teman dari berbagai negera. Tanggal 18 September 2023 kemarin saya di undang oleh Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa untuk menerima penghargaan dari beliau, saya awalnya tidak tahu dan tidak menyangka bisa memperoleh penghargaan dari Bu Gubernur. Tiba-tiba waktu di sekolah saya di panggil Bu Kepala sekolah dan diberitahu bahwa saya mendapatkan akan penghargaan dari bu Gubernur atas prestasi saya dibidang pencak silat. Saya sangat senang dan terharu bisa menghadiri undangan dari Bu Khofifah di Gedung Bakorwil Madiun, Jawa Timur. Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan baik tersebut”, ucap Wisnu dengan mata berbinar dengan senyum sumringah.
Terakhir wawancara Wisnu berpesan, “Kedepannya saya dapat terus mengembangkan potensi saya dibidang pencak silat, dan juga saya akan terus memajukan padepokan silat AMK Magetan sehingga dapat terus melahirkan talenta-talenta silat di lingkungan kelompok saya sehingga Pencak Silat Persinas Asad dapat terus maju dan dapat terus untuk pembelaan Jamaah.
“Harapan saya untuk teman-teman semua, apapun bakat dan minat kalian terus belajar dan kembangkan bakat itu, semakin sering pisau itu diasah maka semakin tajam pisau tersebut. Dan jangan pernah takut dengan kegagalan karena kegagalan bukan suatu kekalahan tapi kegagalan adalah kemenangan yang tertunda. Terus berlatih, belajar, dan berdoa. Pasti pertolongan Alah selalu menyertai kita”.
Kemenangan itu tidak hanya menjadi keberhasilan Wisnu sebagai seorang atlet, tetapi juga sebagai bukti ketekunan dan dedikasinya untuk mencapai impian. Lomba tersebut membuktikan bahwa dengan kerja keras dan semangat juang yang tak tergoyahkan, segala hal mungkin terjadi. Wisnu adalah contoh nyata dari seorang pejuang yang tidak pernah menyerah. Ia telah menginspirasi banyak orang dengan kisahnya tentang perjuangan dan kemenangan dalam Pencak Silat. Melalui artikel ini, kita dapat melihat betapa pentingnya memiliki impian, dan betapa kuatnya tekad kita ketika kita memutuskan untuk menggapainya. Wisnu telah membuktikan bahwa tak ada yang tak mungkin jika kita benar-benar mendedikasikan diri kita dan berjuang dengan sepenuh hati. Ia adalah teladan bagi kita semua untuk terus berusaha, bahkan dalam menghadapi rintangan terbesar sekalipun.